Di malam hari diiringi hujan rintik-rintik cerita ini dimulai…
Pulang dari mengajar privat
Saat melewati turunan, tiba-tiba si Pitung mulai ngadat.. brt.. bberrrt…. Lalu mati seketika
Gak tahunya karena bensin sudah habis. Menipis.
Tenang, dalam hati… sambil komat-kamit membaca doa karena kiri jalan saat itu adalah areal pekuburan yang gelap tanpa lampu. Moga tidak ada setan usil yang menampakkan dirinya saat itu. Moga saja mereka kedinginan sehingga gak berani keluar. Hehehe.
Oh.. untunglah malam ini bukan malam kliwon. Bukan juga hari kamis. Makin tenanglah saya…
Tapi… pom bensin masih jauh…jarang ada kendaraan yang lewat… gak jauh dari situ ada warnet yang masih buka penuh orang-orang sedang online. Saya masuk dan tanya operator, yang ternyata seorang mba-mba yang lagi sibuk chatting di facebook. Saya lihat kakinya, oh masih napak ke lantai. Berarti dia manusia. Ahaha, mana ada setan online facebook ada juga pocong di twitter, dimanakah tempat jual bensin eceran. Mbanya menunjuk rumah tak jauh dari situ yang gelap gulita.
Baiklah, saya ucapkan terimakasih dan segera pergi mengikuti arahan mba operator warnet. Tapi kok rumahnya kaya rumah hantu.. gelap… dan belum di cat. Dindingnya hanya berwarna semen. Saya ketuk pintunya. Tak ada tanggapan… yang saya dengar malah suara kodok dan jangkrik nyanyi di kuburan tak jauh dari situ. Mungkin mereka lagi ngobrol sama mba kunti atau mereka lagi ketawain nasib malang saya malam itu. Lalu ada ibu-ibu kecil berkulit putih, rambut sebahu berbaju merah keluar sambil bertanya, ada apa ya mba? Saya jawab, saya butuh bensin karena motor saya mogok. Sang ibu segera keluar membawa sebotol bensin. Oh.. ibunya juga menyentuh tanah.. beliau manusia juga kok. Untunglah… setelah bayar dan mengucapkan terimakasih saya segera menunggangi Pitung dan pulang dengan masih diiringi suara jangkrik dan kodok yang masih ngobrol meski hari sudah malam.
Hikmah yang bisa diambil: malem-malem jangan lewat kuburan apalagi saat bensin habis.
Isilah bensin motor sebelum mogok.